Justified (ii)

ASSALAMU`ALAIKUM WARAHMATULLAH

Saya sudah check result peperiksaan saya kelmarin. Ndak capai target (3.5), tapi saya bersyukur. Seriously. Sebab semester lepas, saya banyak ketinggalan. Soalan peperiksaan pun, saya hentam kromo ja jawap. So yeah. Another miracle for me to have survived the storm. Agagaga~3.38. Sama dengan pointer saya masa pra-semester 1. 

Teruskan kepada inti

Pertelagahan antara dua pihak yang tinggal di kejiranan yang sama adalah suatu lumrah. Semalam, kami pergi ke sebuah majlis ilmu yang agak besar, live lagi ke udara. Tema besarnya adalah media, tapi yang paling menarik hati saya adalah berkenaan bagaimana perhubungan yang antarabangsa Malaysia-Indonesia dipersoalkan. Salah seorang panel kata,
"Saya pernah berdialog dengan dua belas senator dari Malaysia. Mereka berkata kepada saya, semoga tidak akan ada pertelagahan antara kita sebagai dua jiran. Saya katakan pada mereka, itu angan-angan utopia, kerana selagi mana kita berjiran, maka hal-hal seperti itu adalah biasa..."
Senario yang dibincangkan semalam saya rasa sama dengan entri yang saya sudah derafkan dalam otak ni. Tapi yalah, pada skop yang lebih kecil dan kurang serius. Selalu serius boleh sebabkan depresi, kan? Jadi, chill~ambil pengajaran dalam quote tu dalam lingkungan kita jaa. 

Dalam boundary kita- remaja- gaduh neh lumrah bha. I'd say, it's the nature of relationship. To have different opinions and understanding is somewhat healthy for the relationship itself. Jadi, kalau kamu berperang dengan kawan, senyumlah. Sebab kalau persahabatan kamu betul-betul ikhlas, semuanya akan ada ekspositori. Kamu akan raih pengalaman baru, and eventually benefit both sides.

Tapi kan, ada sesetengah orang yang suka betul bergaduh. Dorang rasa best ja bogelkan orang lain, malukan orang lain untuk menjadikan dirinya rasa lebih enak. Asal nampak ja peluang, terus rebut untuk memalukan si kawan. Bodohlah orang macam neh. Saya kalau dikritik okey lagi, tapi kalau sudah masuk bab memalukan tanpa sebab, saya panas. Doakan something untuk si pelaku, sebab agama saya kata, doa orang teraniaya makbul. Mustajab, lagi.

Orang-orang seperti ini boleh jugak kita sebut sebagai egois. They don't want other people to shine brighter than them (saya sudah tulis hal neh, like a million times). Dorang neh juga yang kadang-kadang terlampau fanatik dengan kefahaman masing-masing, dengan kehebatan yang ada pada diri mereka sendiri. Sehingga apapun yang patut dicontohi, ada pada mereka. Nah, sudah masuk original idea sudah...

Ndakpa bha egois, asal terkawal. Asal ada hujah to why we're using ourselves as a brand to show something of value. Ego neh fitrah, kalau tiada, maka dipijak-pijak oranglah maksudnya. Jadi egois biarlah jadi yang fanatik pada kebenaran, agresif berhadapan dengan pidana, yadaa yadaa. Masuk bakul angkat sendiripun okey bha, saya respect giler orang yang buat neh. Tapi biar ada tujuan yang jelas, dan bukan sekadar menunjukkan bahawa kamu ada apa yang kamu tunjukkan. Huh, orang lain pun ada >;\
"The most justifiable person that you'll ever meet in this world is you!"
Mungkin kamu pernah dan perlu dengar neh. I see someone's nodding to this statement, and yes; ini betul. Kalau ini terjadi pada kamu, kalau asyik kamu jaa yang mau menang, maka kamu egois tahap ekstrem. Bahaya tau, jika kamu dalam posisi ini. Try to run away from it. Kamu boleh justifikasikan pendapat sendiri, tapi selamanya kamu terpaksa tunduk pada pendapat yang lebih benar dan berfaedah.

Comments

Popular Posts