Kenapa Saya Gemar Tulis Panjang-panjang

ASSALAMU`ALAIKUM WARAHMATULLAH

Saya betul-betul berharap punya kebolehan untuk mengekspresikan diri dalam bentuk termudah. Tanpa perlu ayat yang berjela; bosan dan membosankan. Saya cuba untuk setiap entri, dengan kerasnya, untuk hanya menyampaikan apa yang perlu. Namun, bila tidak diluahkan segala yang berkenaan dengannya, hati saya tidak puas. Jari rasa canggung. So, I beg your pardon.

Mount your hand to the ground, and feel the roar of the Earth. So violent, yet so comfortable.
It is not seldom for people to get annoyed with my lengthy statements/writings/posts/entries, and so do I. Seeing thousands of words endlessly, will surely make one to be dizzied and I don't want that happen to you. I'll try to comfort both my feeling and the feelings of those who are willing to hear what I want to say. So yeah, that's the rational of why I put pictures or anything that has no coherence to what I am to say.

Mengetahui diri saya sebagai seorang yang terlampau teliti (maksud saya: tidak akan buat tanpa menceritakan seteliti-telitinya), kebanyakan waktu saya hanya akan mendiamkan diri apabila ditanya. Kalau ada kemampuan untuk menceritakan perihal dengan mudah, barulah saya membuka mulut. Bukan sekali Sifu Bugis 'baccat' dengan saya, apabila ditanya untuk menceritakan sesuatu perkara; saya menutup mulut. Takut jadi terlalu kompleks.

Whatever it is, I'm happy with my life now. Just like what people say, "mein leben, meine regel"
Anomali ini paling nyata apabila saya di kelas. Bila cikgu tanya suatu perihal, saya kadang-kala diam: diam dalam kejahilan, ataupun kebingungan. Bingung untuk menjelaskan secara ringkas jawapan kepada persoalan itu. I'm so not genius as Albert Einstein has once said: "If you can't explain it simple, than you don't know it enough" *tutup muka, berlari ke bilik* 

And so, this is my answer to the question posed on me, which is: "Yassin, can't you explain it simpler?". Gosh, I think I did it again :(

Comments

Popular Posts