Impian

ASSALAMU`ALAIKUM WARAHMATULLAH
"I end my day laying on my bed, thinking of all the things I have done that day. I should have done better. I should have tried. As the sunshine wakes up in the morning, I somehow feel that I was forgiven."
Ini bukan entri penghabisan untuk tahun neh seperti yang ditulis Nadiah (bhahahaha). Hanya - sekali lagi - mahu berkongsi feeling. Bukan pasal si Fatimah yang telah diambil orang lain, bukan pasal Sony Xperia Z1 yang keluar beberapa bulan selepas saya beli Xperia Z (jangan risau, Z adalah yang terakhir). A sudden epiphany yang mungkin boleh rawat hati orang seperti saya.

Kau ada impian? Saya ada baaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaanyak impian. Oh, saya mau menyaksikan Gunung Andes itu sendiri. Saya mau pegang salji. Saya mau tengok penguin di habitat semulajadinya. Saya mau menjerit di Grand Canyon dan memiliki kabin di Amerika. Mau rasa jadi gondolier dan melawat Jurang Qutang (ada! Tengok di Google Image)(pipi merah. Hahaha).

Tapi beberapa hari lalu, saya ditimpa suatu kesedaran. Saya ndakan dapat realisasikan semua tu. Bukan setakat financially, tapi masa pun belum cukup kali. Kau ndatau bila kau mati, tinggalkan bumi sengkek neh. Impian kau akan kekal terapung jadi castle on the air. Saya menangis kot mengetahui hakikat neh, serius. "Oh Yassin, kau mau ke Mekah pun nda pasti lagi."

Susah mau jelaskan weltanschauung saya lepas tu. You just wanna live. Kau nda letakkan harapan tinggi lagi, kau just mau habiskan kehidupan di dunia neh secara sederhana. Kau bernafas lega, tanpa bebanan impian yang ingin dicapai. Bukannya saya tiada impian langsung untuk setakat neh, masih ada bersisa. Tapi kau sudah nda kisah kalau ia terlaksana.

You just... hope you'll get to heaven and realize all those lucidity.

Nutrition of the day.

Comments

Fara Musa said…
Kalau tak dapat capai semua,sedikit pun jadilah. Biar sedikit, atleast terlaksna juga kan... :)
Sven Medyona said…
Ya. Tapi kena sedialah dengan hati paling besar, untuk terima kenyataan :)

Popular Posts