4:08AM

ASSALAMU`ALAIKUM WARAHMATULLAH

Saat-saat begini, sedap untuk mengingat semula posisi diri; apakah menghadap Tuhan atau membelakangiNya. Apakah mengingatiNya atau melupaiNya. Atau apakah sedang melaksanakan suruhanNya atau masih sesat dalam tetek-bengek dunia. Semuanya dipersoalkan, menilai semula kedudukan pada kaca mata manusia, apatah lagi pada Pandangan Tuhan.

Sesungguhnya hampir seluruh alam sedang tidur (dan akhirnya akan tidur semuanya). Namun sementelahan itu, saya di sini masih terus bernafas mengujar syukur atas segala nikmat dan kasih-sayangNya. Meminjam sesaat demi sesaat udaraNya, dengan janji separa sedar yang saya akan membayarNya dengan ketaatan (walaupun wallahi, mustahil membayar jasaNya).

Coba mengesampingkan tugasan sementara. Merenung semula teguran saudara mulia (moga-moga dirahmati Allah SWT) untuk kembali menilai sejauh mana sudah, dalam perjuangan mengecap ketakwaan ini, kita berada. Menegur diri yang lalai tiap tika, agar tidak termasuk dalam golongan celaka doa Jibril dan amin Rasulullah SAW ketika Baginda hendak berkhutbah.

Mencari jalan merawat hati. Mensuci dan mencucinya dengan air mata taubat yang entah degil benar untuk menitis. Sesungguhnya jalan ke Tuhan itu indah di kiri dan kanan, apatah lagi di depan; cuma kita (khususnya saya) yang terlalu erat memeluk dunia.